Sejarah Candi Gedong Songo: Jejak Kemegahan Kerajaan Mataram Kuno

Candi Gedong Songo adalah salah satu kompleks candi Hindu yang terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Candi ini menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Pemandangan alamnya yang indah dan nilai sejarahnya yang tinggi membuat Candi Gedong Songo menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang populer.

Pendahuluan

Kompleks Candi Gedong Songo terdiri dari sembilan candi yang tersebar di sepanjang lereng Gunung Ungaran. Menurut prasasti Canggal yang ditemukan di halaman Candi Gedong I, candi-candi ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno. Para ahli sejarah menduga bahwa Candi Gedong Songo berfungsi sebagai tempat peribadatan, pemujaan, dan penyucian diri bagi keluarga kerajaan dan bangsawan pada saat itu.

Nama "Gedong Songo" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "sembilan bangunan". Hal ini merujuk pada sembilan candi yang terdapat di kompleks tersebut. Candi-candi tersebut diberi nomor dari I hingga IX, berdasarkan ketinggiannya dari permukaan laut. Candi I terletak pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, sedangkan Candi IX terletak pada ketinggian 1.427 meter di atas permukaan laut.

Kompleks Candi Gedong Songo memiliki tata letak yang unik. Candi-candi tersebut berjajar membentuk garis lurus dari barat ke timur. Jarak antara satu candi dengan candi lainnya sekitar 500 meter hingga 1 kilometer. Hal ini menunjukkan bahwa para pembangun candi memperhitungkan dengan matang aspek estetika dan astronomis dalam penataannya.

Candi-candi Gedong Songo dibangun menggunakan batu andesit dan batu bata merah. Arsitekturnya khas candi Hindu pada umumnya, dengan pengaruh arsitektur India Selatan. Setiap candi memiliki tiga bagian utama, yaitu batur atau kaki candi, tubuh candi, dan atap candi. Bagian tubuh candi umumnya dihiasi dengan pahatan relief yang menggambarkan kisah-kisah mitologi Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata.

Kompleks Candi Gedong Songo merupakan salah satu situs arkeologi penting di Jawa Tengah. Candi-candi ini menjadi bukti kejayaan Kerajaan Mataram Kuno dan perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha pada masa itu. Hingga kini, Candi Gedong Songo masih menjadi tempat upacara keagamaan dan tradisi masyarakat setempat.

Sejarah Candi Gedong Songo

Pembangunan Candi Gedong Songo diperkirakan dimulai pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8 Masehi. Hal ini berdasarkan prasasti Canggal yang ditemukan di halaman Candi Gedong I. Prasasti tersebut menyebutkan bahwa Sanjaya mendirikan sebuah candi untuk menghormati Dewa Siwa yang dinamakan "Parwata". Kemungkinan besar Candi Gedong I inilah yang dimaksud dalam prasasti tersebut.

Setelah masa Sanjaya, Candi Gedong Songo terus dikembangkan oleh raja-raja penerusnya. Raja Rakai Panangkaran dari Kerajaan Medang Mataram memperluas kompleks candi dengan membangun Candi II hingga Candi IX pada abad ke-9 Masehi. Pada masa ini, Candi Gedong Songo menjadi pusat keagamaan dan budaya Kerajaan Mataram Kuno.

Setelah Kerajaan Mataram Kuno runtuh pada abad ke-10 Masehi, Candi Gedong Songo ditinggalkan dan terlupakan selama berabad-abad. Candi-candi tersebut baru ditemukan kembali pada awal abad ke-19 oleh seorang peneliti Belanda bernama Franz Wilhelm Junghuhn. Sejak saat itu, Candi Gedong Songo menjadi objek penelitian dan pemugaran oleh para ahli arkeologi.

Tata Letak Candi Gedong Songo

Kompleks Candi Gedong Songo terdiri dari sembilan candi yang tersebar di sepanjang lereng Gunung Ungaran. Candi-candi tersebut diberi nomor dari I hingga IX, berdasarkan ketinggiannya dari permukaan laut. Jarak antara satu candi dengan candi lainnya sekitar 500 meter hingga 1 kilometer.

Tata letak Candi Gedong Songo sangat unik dan tertata dengan baik. Candi-candi tersebut berjajar membentuk garis lurus dari barat ke timur. Hal ini menunjukkan bahwa para pembangun candi memperhitungkan aspek estetika dan astronomis dalam penataannya.

Candi I terletak di titik paling rendah dan menjadi pintu masuk kompleks candi. Sedangkan Candi IX terletak di titik paling tinggi dan menjadi tujuan akhir perjalanan para peziarah. Jarak antara Candi I dan Candi IX sekitar 2 kilometer dengan ketinggian yang berbeda-beda.

Arsitektur Candi Gedong Songo

Candi-candi Gedong Songo dibangun menggunakan batu andesit dan batu bata merah. Arsitekturnya khas candi Hindu pada umumnya, dengan pengaruh arsitektur India Selatan. Setiap candi memiliki tiga bagian utama, yaitu batur atau kaki candi, tubuh candi, dan atap candi.

Bagian batur atau kaki candi berbentuk persegi panjang atau persegi dengan tinggi sekitar 1 meter. Bagian ini berfungsi sebagai dasar dan penyangga tubuh candi. Pada bagian batur terdapat tangga untuk naik ke bagian tubuh candi.

Bagian tubuh candi berbentuk segi empat dengan tinggi sekitar 5 meter. Bagian ini merupakan ruang utama candi tempat arca dan persembahan diletakkan. D

0 Komentar