Sejarah Kerajaan Mataram Kuno yang Legendaris: Kilas Balik Ke Masa Kejayaan dan Kemunduran

$title$

Pendahuluan

Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar dan paling berpengaruh di Nusantara pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Tegak berdiri di Jawa Tengah, kerajaan ini meninggalkan warisan budaya dan sejarah yang kaya, memikat para ahli dan penikmat sejarah selama berabad-abad. Artikel ini akan mengupas secara cermat perjalanan sejarah Kerajaan Mataram Kuno, menelusuri masa kejayaannya, kemundurannya, dan warisannya yang abadi.

Munculnya Kerajaan Mataram Kuno tidak terlepas dari kemunduran Kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat. Pengaruh kuat Kerajaan Sriwijaya di Sumatra juga mendorong munculnya kerajaan-kerajaan baru di Jawa, termasuk Mataram Kuno. Kerajaan ini didirikan oleh Sanjaya, seorang pangeran dari Kerajaan Kalingga, pada abad ke-8 Masehi.

Raja-raja penerus Sanjaya memperluas wilayah Mataram Kuno hingga menguasai sebagian besar Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di bawah kepemimpinan Raja Rakai Panangkaran (746-780 M), kerajaan mencapai puncak kejayaannya. Rakai Panangkaran menaklukkan kerajaan-kerajaan tetangga dan membangun candi-candi megah, termasuk Candi Prambanan dan Candi Sewu, sebagai simbol kejayaan Mataram Kuno.

Kejayaan Mataram Kuno tidak berlangsung lama. Pada abad ke-9 Masehi, kerajaan mulai mengalami kemunduran. Salah satu faktor penyebabnya adalah perang saudara yang berkepanjangan. Selain itu, serangan dari Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Medang dari Jawa Timur semakin memperlemah Mataram Kuno.

Pada awal abad ke-10 Masehi, Mataram Kuno terpecah menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Mataram Islam di Jawa Tengah dan Kerajaan Kediri di Jawa Timur. Pemisahan ini menandai berakhirnya era Kerajaan Mataram Kuno. Meski demikian, warisan budaya dan sejarah kerajaan ini terus hidup hingga saat ini, menjadi bukti kejayaan masa lalu yang masih memukau.

Masa Keemasan

Kepemimpinan Sanjaya

Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Sanjaya, seorang pangeran dari Kerajaan Kalingga, pada tahun 732 Masehi. Sanjaya menjadi raja pertama dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Ia memindahkan pusat pemerintahan dari Kalingga ke Jawa Tengah, tepatnya di daerah Mataram. Di bawah kepemimpinannya, Mataram Kuno berkembang pesat, menaklukkan kerajaan-kerajaan tetangga dan membangun prasasti-prasasti penting, seperti Prasasti Canggal.

Masa Pemerintahan Rakai Panangkaran

Raja Rakai Panangkaran (746-780 M) adalah salah satu raja terbesar Mataram Kuno. Ia mewarisi takhta dari ayahnya, Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Pada masa pemerintahannya, Mataram Kuno mencapai puncak kejayaan. Rakai Panangkaran menaklukkan kerajaan-kerajaan tetangga, termasuk Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda. Ia juga membangun candi-candi megah, seperti Candi Prambanan dan Candi Sewu, sebagai simbol kejayaan Mataram Kuno.

Pengaruh Agama Hindu-Buddha

Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan Hindu-Buddha. Agama Hindu dan Buddha berkembang pesat di kerajaan ini. Hal ini terlihat dari banyaknya prasasti dan candi yang ditemukan di daerah Mataram Kuno. Candi-candi tersebut, seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur, menjadi bukti kejayaan Mataram Kuno dan pengaruh kuat agama Hindu-Buddha pada masa itu.

Masa Kemunduran

Perang Saudara

Salah satu faktor penyebab kemunduran Mataram Kuno adalah perang saudara yang berkepanjangan. Pada awal abad ke-9 Masehi, terjadi perebutan kekuasaan antara dua pangeran dari Kerajaan Mataram Kuno, yaitu Rakai Pikatan dan Rakai Garung. Perang saudara ini melemahkan Mataram Kuno dan membuka peluang bagi kerajaan-kerajaan tetangga untuk menyerang.

Serangan dari Luar

Selain perang saudara, Mataram Kuno juga menghadapi serangan dari kerajaan-kerajaan tetangga. Pada abad ke-9 Masehi, Kerajaan Sriwijaya dari Sumatra dan Kerajaan Medang dari Jawa Timur menyerang Mataram Kuno. Serangan-serangan ini semakin memperlemah Mataram Kuno dan menyebabkan pemisahan kerajaan pada awal abad ke-10 Masehi.

Pemisahan Kerajaan

Pada awal abad ke-10 Masehi, Mataram Kuno terpecah menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Mataram Islam di Jawa Tengah dan Kerajaan Kediri di Jawa Timur. Pemisahan ini menandai berakhirnya era Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Islam dan Kerajaan Kediri meneruskan warisan budaya dan sejarah Mataram Kuno, namun dengan corak dan ciri khas masing-masing.

Warisan Budaya dan Sejarah

Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar dan termegah di Indonesia. Candi ini dibangun pada masa Raja Rakai Panangkaran pada abad ke-9 Masehi. Candi Prambanan dipersembahkan untuk Dewa Siwa, Dewa Brahma, dan Dewa Wisnu. Candi ini menjadi salah satu simbol kejayaan Mataram Kuno dan ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia. Candi ini dibangun pada masa Kerajaan Syailendra pada abad ke-8 Masehi. Candi Borobudur terdiri dari sembilan teras yang melambangkan sembilan tingkat pencerahan dalam agama Buddha. Candi ini juga menjadi salah satu simbol kejayaan Mataram Kuno dan ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Prasasti-Prasasti

Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan banyak prasasti yang menjadi sumber informasi penting tentang sejarah kerajaan. Prasasti-prasasti ini ditulis menggunakan aksara Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta. Prasasti-prasasti tersebut berisi tentang pendirian kerajaan, pemerintahan, dan peristiwa-peristiwa penting pada masa Mataram Kuno.

7 Kelebihan dan Kekurangan Kerajaan Mataram Kuno

Kelebihan:

  1. Menguasai wilayah yang luas di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
  2. Membangun candi-candi megah, seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur.
  3. Mengembangkan agama Hindu-Buddha dan menjadi pusat penyebaran agama-agama ini di Nusantara.
  4. Menciptakan sistem pemerintahan yang teratur dan efektif.
  5. Meninggalkan warisan budaya yang kaya, termasuk seni, arsitektur, dan sastra.
  6. Berperan penting dalam penyebaran budaya dan teknologi ke daerah-daerah lain di Nusantara.
  7. Membangun hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara.

Kekurangan:

  1. Sering mengalami perang saudara yang melemahkan kerajaan.
  2. Menghadapi serangan dari kerajaan-kerajaan tetangga, seperti Sriwijaya dan Medang.
  3. Terlalu bergantung pada pertanian, sehingga rentan terhadap bencana alam.
  4. Sistem pewarisan takhta yang tidak jelas, sehingga sering terjadi perebutan kekuasaan.
  5. Kurangnya sumber daya mineral yang berharga.
  6. Pengaruh budaya asing, seperti pengaruh India, yang dapat mengikis budaya asli.
  7. Kurangnya catatan sejarah yang lengkap, sehingga banyak aspek sejarah Mataram Kuno masih menjadi misteri.

Kesimpulan

Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Nusantara pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Kerajaan ini meninggalkan warisan budaya dan sejarah yang kaya, memikat para ahli dan penikmat sejarah selama berabad-abad. Meski mengalami kemunduran dan terpecah belah, warisan Mataram Kuno terus hidup hingga saat ini, menjadi bukti kejayaan masa lalu yang masih memukau.

Sebagai kesimpulan, Kerajaan Mataram Kuno memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia. Kerajaan ini menjadi pusat penyebaran budaya dan agama Hindu-Buddha di Nusantara. Warisan budaya Mataram Kuno, seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur, terus menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dan menjadi bukti kejayaan masa lalu.

Untuk melestarikan warisan Kerajaan Mataram Kuno, diperlukan upaya bersama dari seluruh pihak. Pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa. Dengan mengetahui dan memahami sejarah Kerajaan Mataram Kuno, generasi mendatang dapat belajar dari masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik.

Kata

0 Komentar