Sejarah Yerusalem: Sebuah Kota Bersejarah dengan Pentingnya Global

Sejarah Yerusalem

Pendahuluan

Yerusalem, sebuah kota tua yang terletak di Timur Tengah, memiliki sejarah panjang dan kaya yang membentang lebih dari ribuan tahun. Kota ini merupakan pusat spiritual dan budaya yang penting bagi tiga agama besar dunia: Yudaisme, Kristen, dan Islam. Pentingnya sejarahnya yang global tercermin dalam banyaknya situs suci, monumen bersejarah, dan artefak arkeologi yang ditemukan di kota ini.

Asal usul Yerusalem diselimuti misteri, namun bukti arkeologi menunjukkan bahwa kota ini sudah dihuni sejak Zaman Perunggu. Pada tahun 1000 SM, Yerusalem diperintah oleh Raja Daud dan menjadi ibu kota Kerajaan Israel yang bersatu. Pada tahun 586 SM, kota ini dihancurkan oleh Babel, dan penduduknya diasingkan.

Setelah penaklukan Babel, Yerusalem dibangun kembali dan menjadi pusat keagamaan dan politik bagi bangsa Yahudi. Kota ini memainkan peran penting dalam sejarah Kristen, karena merupakan tempat Yesus Kristus disalibkan dan dibangkitkan. Pada abad ke-7, Yerusalem ditaklukkan oleh Muslim dan menjadi bagian dari Kekhalifahan Umayyah.

Yerusalem di Zaman Perunggu

Munculnya Yerusalem

Bukti arkeologi menunjukkan bahwa Yerusalem pertama kali dihuni pada Zaman Perunggu Awal (sekitar 3000 SM). Pada zaman ini, kota ini dikenal sebagai "Urusalim" dan merupakan pusat pemujaan bagi dewa Kanaan, El.

Yerusalem sebagai Ibu Kota Kerajaan Israel

Pada abad ke-10 SM, Yerusalem menjadi ibu kota Kerajaan Israel yang bersatu di bawah pemerintahan Raja Daud. Daud menguasai kota ini dari orang Yebus dan membangun tembok pertahanan di sekitarnya. Yerusalem tetap menjadi ibu kota Israel selama sekitar 400 tahun, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Salomo.

Penaklukan Babel

Pada tahun 586 SM, Yerusalem dihancurkan oleh Babel di bawah kepemimpinan Raja Nebukadnezar II. Orang-orang Yahudi diasingkan ke Babel dan kota ini dibiarkan kosong selama hampir 50 tahun. Setelah penaklukan Babel, Yerusalem dibangun kembali oleh orang Yahudi yang kembali dari pembuangan.

Yerusalem di Zaman Besi

Pembangunan Kembali Yerusalem

Setelah penaklukan Babel, Yerusalem dibangun kembali oleh orang Yahudi yang kembali dari pembuangan. Kota ini menjadi pusat religius dan politik bagi bangsa Yahudi dan dibangun kembali sebagai tembok berbenteng dengan Kuil Kedua sebagai pusatnya.

Yerusalem sebagai Pusat Keagamaan Yahudi

Yerusalem menjadi pusat keagamaan yang penting bagi orang Yahudi setelah penaklukan Babel. Kuil Kedua menjadi tempat ibadah dan pengorbanan bagi bangsa Yahudi, dan kota ini berkembang sebagai pusat pembelajaran dan ajaran agama.

Yerusalem di Bawah Penguasa Asing

Selama periode Zaman Besi, Yerusalem diperintah oleh berbagai penguasa asing, termasuk Persia, Yunani, dan Seleukia. Pada tahun 63 SM, kota ini ditaklukkan oleh Romawi dan menjadi bagian dari provinsi Yudea.

Yerusalem di Zaman Romawi

Yerusalem di Bawah Penguasa Romawi

Di bawah kekuasaan Romawi, Yerusalem menjadi pusat provinsi Yudea. Kota ini berkembang sebagai pusat perdagangan dan budaya, dan populasi Yahudi terus bertumbuh. Namun, ketegangan antara orang Yahudi dan penguasa Romawi meningkat, yang akhirnya meletus menjadi pemberontakan pada tahun 66 M.

Penghancuran Yerusalem oleh Romawi

Pemberontakan tersebut dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 M, dan Yerusalem dihancurkan. Kuil Kedua dihancurkan, dan orang-orang Yahudi diusir dari kota. Yerusalem tetap di bawah kendali Romawi selama berabad-abad setelahnya.

Yerusalem sebagai Pusat Kekristenan Awal

Setelah penghancuran Yerusalem oleh Romawi, kota ini menjadi pusat Kekristenan awal. Menurut tradisi Kristen, Yesus Kristus disalibkan dan dibangkitkan di Yerusalem. Para pengikut Yesus berkumpul di kota dan mendirikan komunitas Kristen pertama.

Yerusalem di Era Muslim

Penaklukan Yerusalem oleh Muslim

Pada tahun 638 M, Yerusalem ditaklukkan oleh pasukan Muslim yang dipimpin oleh Khalifah Umar bin Khattab. Kota ini menjadi bagian dari Kekhalifahan Umayyah dan menjadi pusat provinsi Jund Filastin.

Yerusalem sebagai Pusat Kekuasaan Islam

Di bawah kekuasaan Muslim, Yerusalem berkembang sebagai pusat kekuasaan Islam. Masjid Al-Aqsa dan Kubah Batu dibangun di kota ini, menjadikannya situs suci bagi umat Islam. Yerusalem juga menjadi pusat pembelajaran dan budaya, dengan banyak perpustakaan dan universitas yang didirikan.

Perang Salib

Pada abad ke-11, Yerusalem menjadi sasaran Perang Salib, serangkaian perang agama antara Kristen dan Muslim. Tentara Salib merebut kota ini pada tahun 1099 dan mendirikan Kerajaan Yerusalem. Namun, pada tahun 1187, Yerusalem ditaklukkan kembali oleh pasukan Muslim di bawah kepemimpinan Salahuddin.

Yerusalem di Era Ottoman

Penaklukan Yerusalem oleh Ottoman

Pada tahun 1517, Yerusalem ditaklukkan oleh Kekaisaran Ottoman. Kota ini menjadi bagian dari provinsi Suriah dan berkembang sebagai pusat perdagangan dan budaya. Periode Ottoman menyaksikan periode pembangunan dan pertumbuhan bagi Yerusalem.

Yerusalem sebagai Pusat Kekaisaran Ottoman

Di bawah kekuasaan Ottoman, Yerusalem menjadi pusat provinsi Suriah dan menjadi pusat perdagangan dan budaya yang penting. Kota ini berkembang pesat dan mengalami periode pembangunan dan renovasi, termasuk pembangunan tembok kota baru dan restorasi Masjid Al-Aqsa.

Yerusalem sebagai Situs Ziarah

Yerusalem terus menjadi situs ziarah yang penting bagi orang Yahudi, Kristen, dan Muslim selama periode Ottoman. Orang-orang dari seluruh dunia datang untuk mengunjungi situs-situs suci di kota ini dan berpartisipasi dalam peristiwa keagamaan.

Yerusalem di Era Modern

Yerusalem di Bawah Mandat Inggris

Setelah jatuhnya Kekaisaran Ottoman, Yerusalem menjadi bagian dari Mandat Inggris untuk Palestina. Kota ini berkembang sebagai pusat pemerintahan dan budaya, dan populasi Yahudi meningkat pesat selama periode ini.

Pembagian Yerusalem

Pada tahun 1948, Yerusalem dibagi menjadi bagian timur dan barat. Yerusalem Timur diduduki oleh Yordania, sedangkan Yerusalem Barat menjadi bagian dari Israel. Kota ini tetap terbagi hingga Perang Enam Hari pada tahun 1967, ketika Israel merebut Yerusalem Timur.

Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Pada tahun 1980, Israel mengesahkan Undang-Undang Yerusalem, yang menyatakan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Tindakan ini mendapat kecaman internasional dan status Yerusalem masih menjadi isu perdebatan hingga saat ini.

Kelebihan dan Kekurangan Sejarah Yerusalem

Kelebihan

Yerusalem memiliki banyak kelebihan, termasuk:

  • Pusat spiritual dan budaya yang penting bagi tiga agama besar dunia.
  • Kaya akan sejarah dan memiliki banyak situs arkeologi yang signifikan.
  • Merupakan tujuan wisata yang populer dan menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya.
  • Berperan penting dalam peristiwa-peristiwa penting sepanjang sejarah.
  • Merupakan simbol perdamaian dan persatuan bagi orang-orang dari semua agama dan latar belakang.

Kekurangan

Meskipun memiliki banyak kelebihan, Yerusalem juga memiliki beberapa kekurangan, termasuk:

  • Konflik politik yang berkepanjangan dan ketegangan antara Israel dan Palestina.
  • Kemacetan dan polusi yang tinggi.
  • Tingkat kemiskinan dan pengangguran yang tinggi.
  • Kurangnya ruang hijau dan area rekreasi.
  • Tantangan keamanan yang sedang berlangsung dan ancaman terorisme.
Informasi Lengkap tentang Sejarah Yerusalem
PeriodePeristiwa PentingPenguasa
Zaman PerungguMunculnya Yerusalem, menjadi ibu kota Kerajaan IsraelRaja Daud
Zaman BesiPenaklukan Babel, pembangunan kembali YerusalemNebukadnezar II, Zerubabel
Zaman RomawiPenghancuran Yerusalem, pusat Kekristenan awalKais

0 Komentar