Sejarah Qin Shi Huang: Kaisar Pertama Penakluk Tiongkok

sejarah qin shi huang

Pendahuluan

Qin Shi Huang (259-210 SM), lahir dengan nama Zhao Zheng, adalah penguasa pertama yang mempersatukan Tiongkok di bawah satu kekaisaran. Pemerintahannya yang penuh pergolakan dan pencapaian telah meninggalkan jejak abadi dalam sejarah Tiongkok. Kaisar Qin yang ambisius dan kejam ini terkenal dengan penyatuan kekaisaran, pembangunan tembok besar, dan ciptaan tentara terakota yang melegenda.

Kaisar Qin lahir di Negara Qin, negara paling barat dari Tujuh Negara Berperang. Pada usia 13 tahun, ia mewarisi takhta Qin dari ayahnya. Selama dua dekade berikutnya, Qin Shi Huang dengan tekun memperluas wilayahnya, menaklukkan negara-negara tetangga satu per satu.

Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang akhirnya mempersatukan seluruh Tiongkok di bawah kekuasaannya. Ia memproklamirkan diri sebagai Kaisar Pertama (Shi Huangdi), menandai dimulainya Dinasti Qin.

Pemerintahan Qin Shi Huang ditandai dengan reformasi dan proyek pembangunan skala besar. Ia mengganti sistem pemerintahan feodal dengan sistem birokrasi terpusat, menstandarisasi mata uang, bobot, dan ukuran, serta membangun jaringan jalan dan kanal yang luas.

Salah satu pencapaian paling terkenal dari Qin Shi Huang adalah pembangunan Tembok Besar. Ia mengerahkan ratusan ribu pekerja untuk menghubungkan dan memperluas benteng-benteng yang ada, menciptakan barier pertahanan yang megah untuk melindungi kekaisaran dari penyerbu dari utara.

Namun, pemerintahan Qin Shi Huang juga diwarnai dengan kekejaman dan penindasan. Ia menekan perbedaan pendapat, membakar buku dan mengubur sarjana hidup-hidup. Ia juga memaksa jutaan petani untuk bekerja dalam kondisi yang keras pada proyek-proyek konstruksi skala besar, menyebabkan banyak yang meninggal dunia.

Awal Kehidupan dan Jalan Menuju Kekuasaan

Kelahiran dan Masa Kecil

Qin Shi Huang lahir pada tahun 259 SM di ibu kota Negara Qin, Handan. Ayahnya, Raja Qin Zhuangxiang, adalah seorang jenderal yang berkuasa, dan ibunya, Lady Zhao, adalah seorang selir berpangkat rendah. Kelahiran Qin Shi Huang diselimuti misteri dan skandal, karena desas-desus beredar bahwa ia adalah anak haram dari seorang pedagang kaya.

Naik Takhta

Pada tahun 246 SM, Raja Qin Zhuangxiang meninggal, dan Qin Shi Huang yang berusia 13 tahun mewarisi takhta. Namun, pemerintahannya berada di bawah kendali perdana menteri Lü Buwei dan ibu tirinya, Lady Zhao. Lü Buwei bertindak sebagai wali Qin Shi Huang yang masih muda, sementara Lady Zhao mengendalikan istana.

Perebutan Kekuasaan

Qin Shi Huang tumbuh menjadi pemuda yang ambisius dan kejam. Pada tahun 238 SM, ia berusaha merebut kekuasaan dari Lü Buwei dan Lady Zhao. Ia menuduh mereka berselingkuh dan berkonspirasi melawannya. Lü Buwei diasingkan, sedangkan Lady Zhao dan para pengikutnya dieksekusi.

Penaklukan dan Penyatuan Tiongkok

Penaklukan Negara-negara Berperang

Setelah mengamankan kekuasaannya, Qin Shi Huang memulai serangkaian penaklukan terhadap negara-negara tetangga. Ia menaklukkan Han pada tahun 230 SM, Zhao pada tahun 229 SM, Wei pada tahun 225 SM, Chu pada tahun 223 SM, Yan pada tahun 222 SM, dan Qi pada tahun 221 SM. Dengan setiap penaklukan, wilayah Qin semakin luas dan kekuasaannya semakin besar.

Penyatuan Tiongkok

Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang akhirnya berhasil menyatukan seluruh Tiongkok di bawah kekuasaannya. Ia memproklamirkan diri sebagai Kaisar Pertama (Shi Huangdi), mengakhiri periode Tujuh Negara Berperang dan menandai dimulainya Dinasti Qin.

Reformasi dan Unifikasi

Setelah menyatukan Tiongkok, Qin Shi Huang menerapkan serangkaian reformasi untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya. Ia mengganti sistem pemerintahan feodal dengan sistem birokrasi terpusat, menstandarisasi mata uang, bobot, dan ukuran, serta membangun jaringan jalan dan kanal yang luas untuk memfasilitasi perjalanan dan perdagangan.

Pemerintahan dan Kebijakan

Sistem Birokrasi Terpusat

Qin Shi Huang mengganti sistem pemerintahan feodal yang ada dengan sistem birokrasi terpusat. Ia membagi kekaisaran menjadi 36 komando, masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur yang bertanggung jawab langsung kepada kaisar. Sistem ini memungkinkan Qin Shi Huang untuk mengendalikan setiap aspek pemerintahan dengan lebih efektif.

Standarisasi Mata Uang, Bobot, dan Ukuran

Qin Shi Huang juga menstandarisasi mata uang, bobot, dan ukuran di seluruh kekaisaran. Hal ini memudahkan perdagangan dan perpajakan, serta membantu mempersatukan negara.

Pembangunan Infrastruktur

Qin Shi Huang menginisiasi serangkaian proyek konstruksi skala besar, termasuk pembangunan jalan dan kanal. Proyek-proyek ini meningkatkan komunikasi, perdagangan, dan pertahanan, serta membantu mempersatukan kekaisaran.

Tentara Terakota

Penemuan Penting

Salah satu penemuan arkeologi terpenting abad ke-20 adalah Tentara Terakota, sebuah pasukan besar patung prajurit dan kuda yang dikuburkan bersama Qin Shi Huang.

Makna Historis

Tentara Terakota memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan dan kematian Qin Shi Huang. Patung-patung tersebut menggambarkan tentara Qin yang sebenarnya, dengan berbagai tingkatan perwira, prajurit, dan kendaraan tempur. Penemuan ini telah membantu para sejarawan untuk lebih memahami struktur, organisasi, dan kekuatan militer Qin.

Kematian dan Warisan

Kegilaan dan Tirani

Pada tahun-tahun terakhirnya, Qin Shi Huang menjadi semakin paranoid dan kejam. Ia percaya bahwa para dewa tidak berpihak padanya, dan ia memerintahkan pembakaran buku dan penguburan sarjana hidup-hidup. Ia juga memaksa jutaan petani untuk bekerja dalam kondisi yang keras pada proyek-proyek konstruksi skala besar, menyebabkan banyak yang meninggal dunia.

Kematian dan Makam

Qin Shi Huang meninggal pada tahun 210 SM dalam sebuah ekspedisi ke timur untuk mencari ramuan keabadian. Ia dimakamkan di sebuah makam besar di Lintong, dekat Xi'an. Makamnya belum pernah digali, tetapi diyakini berisi kekayaan dan artefak yang tak ternilai harganya.

Warisan yang Kompleks

Warisan Qin Shi Huang kompleks dan kontroversial. Ia adalah seorang penakluk dan pemersatu, tetapi juga seorang tiran kejam. Reformasi dan pencapaiannya meletakkan dasar bagi berdirinya kekaisaran Tiongkok yang kuat, namun pemerintahannya juga diwarnai dengan kekejaman dan penindasan.

Kelebihan dan Kekurangan Qin Shi Huang

Kelebihan

Qin Shi Huang adalah sosok yang kompleks dan kontroversial, dengan baik kelebihan maupun kekurangannya. Beberapa kelebihan menonjolnya meliputi:

  • Penyatuan Tiongkok: Qin Shi Huang berhasil menyatukan seluruh Tiongkok di bawah satu kekaisaran, mengakhiri periode Tujuh Negara Berperang dan meletakkan dasar bagi Tiongkok yang kuat dan bersatu.
  • Standarisasi: Qin Shi Huang menstandarisasi mata uang, bobot, dan ukuran di seluruh kekaisaran, memfasilitasi perdagangan, perpajakan, dan komunikasi.
  • Reformasi Birokrasi: Qin Shi Huang menggantikan sistem feodal dengan sistem birokrasi terpusat, memungkinkan kendali yang lebih efektif atas kekaisaran yang luas.
  • Pembangunan Infrastruktur: Qin Shi Huang menggagas serangkaian proyek infrastruktur skala besar, termasuk pembangunan jalan dan kanal, meningkatkan komunikasi, perdagangan, dan pertahanan.
  • Tentara Terakota: Penemuan Tentara Terakota memberikan wawasan berharga tentang kehidupan dan kematian Qin Shi Huang, serta kekuatan dan organisasi militer Qin.

Kekurangan

Selain kelebihannya, Qin Shi Huang juga memiliki sejumlah kekurangan yang mencolok, antara lain:

  • Kekejaman: Qin Shi Huang adalah seorang tiran kejam yang memaksa jutaan petani untuk bekerja dalam kondisi yang keras pada proyek-proyek konstruksi skala besar, menyebabkan banyak yang meninggal dunia.
  • Penindasan: Qin Shi Huang menekan perbedaan pendapat, membakar buku dan mengubur sarjana

0 Komentar